Rokok Haram, Kata Siapa?
Penulis |
Syekh Ahmad Dahlan Al-Pacitani |
Penerjemah | Akhmad Dulfikar & Firman Rudiansyah |
Editor | Akhmad Dulfikar |
Kategori |
Ushul Fiqih |
Halaman | 216 |
Kertas | HVS |
Jenis Cover | Soft Cover |
Berat | 220 gram |
Dimensi | 14,8 x 21 cm |
Banyak yang terlibat dalam urusan rokok dan kopi. Akan tetapi rokok menjadi isu utama dalam 10 tahun terakhir melebihi kopi. Ada isu kesehatan, cukai tembakau, bahkan stereotip negatif. Ironisnya, tembakau jadi obat Covid-19, dan kita pun tahu ke mana cukai tembakau itu bermuara.
Buku ini hadir jauh dari hiruk-pikuk itu semua. Rokok dan kopi diulas, dibahas dan dikritisi sedemikian rupa tanpa ada “pesanan” dan tekanan dari pihak mana pun. Gaya ulama khas Nusantara tercermin jelas dari tulisannya. Semua dalil dan pendapat dipaparkan, diolah dan dianlisis untuk dipilih mana yang lebih kuat, relevan dengan kebutuhan umat. Penulis dua buku ini, juga mampu menunjukkan fleksibilitas hukum Islam. Artinya, rokok tidak hanya satu hukum, tetapi ia meliputi semua hukum taklifi. Bisa halal, haram, makruh, sunnah, bahkan wajib. Hal tersebut terlihat dalam pembahasannya, seperti: status air yang dalam tabung syisa, rokok yang diletakkan dalam tas, merokok di majelis ilmu, rokok sebagai uzur Jumatan dan shalat berjamaah, larangan merokok oleh pemegang otoritas, rokok dan puasa, merokok dan minum kopi, merokok di masjid, bahkan apakah suami harus membelikan rokok untuk istrinya juga dibahas dalam buku ini. Boleh dibilang, tema-tema tersebut yang merupakan ciri khas yang paling menarik dalam buku ini. Sebab, dari ulasan tema-tema itu banyak memberikan solusi terhadap permasalahan fiqih kontemporer yang berkaitan dengan rokok.
Anda pasti penasaran bagaimana hukumnya! Untuk itu, Anda wajib baca buku ini!
Tentang Penulis: Syekh Ahmad Dahlan Al-Pacitani
Salah satu ulama Nusantara yang dikenal ahli dalam bidang ilmu falak adalah KH Ahmad Dahlan. Kiai Dahlan lahir di Termas Pacitan Jawa Timur 1862 dan wafat di Semarang 1911. Makam beliau berada di sisi timur Makam KH Sholeh Darat di Makam Bergota Semarang. Menyebut nama Ahmad Dahlan memang orang menjadi tertuju pada sosok pendiri Muhammadiyah. Dan ternyata dua sosok bernama yang sama itu, KH Ahmad Dahlan Termas dan KH Ahmad Dahlan Yogyakarta, sama-sama mengaji di Pondok Pesantren KH Sholeh Darat.