



Argumen Bid'ah Hasanah Kritik Muwassi'ün terhadap Mudhayyiqün
Penulis |
Prof. Dr. Sofyan AP. Kau, M.Ag. |
Editor | Dr. Akhmad Dulfikar, Lc., M.A., Mukhlis Yusuf Arbi, Lc., M.A., Dr. Zulfitri Z Suleman, M.H. |
Kategori |
Aqidah & Tauhid |
Halaman | 206 |
Kertas | HVS |
Jenis Cover | Soft Cover |
Berat | 0 gram |
Dimensi | 14,8 x 21 cm |
Islam adalah agama yang kaya dengan nilai-nilai ijtihad dan fleksibilitas. Hanya saja, ia sering kali disempitkan oleh pandangan ekstrem. Bid'ah hasanah, seperti pengumpulan Al-Qur'an oleh Abu Bakar ash-Shiddiq atau adzan dua kali di Jum'at pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan, atau cara makmum masbuq yang dipraktikkan Mu'adz bin Jabal, menunjukkan bahwa inovasi yang berlandaskan syariat tidak saja diperbolehkan, tetapi juga diperlukan.
Kelompok-kelompok tertentu menafsirkan bid'ah secara kaku hingga semua bid'ah dinilai sesat dan tercela. Pemikiran seperti ini tentu mengabaikan urgensi konteks zaman dan kebutuhan umat. Akhirnya, mereka terjebak dalam inkonsistensi dan stagnasi. Islam yang begitu luas telah mereka batasi dengan pemikiran sempit mereka yang sehingga amal ritual tanpa jiwa dan memutus semangat tajd?d (pembaruan) dalam agama.
Inilah yang kita bantah. Kita menolak stagnasi, merangkul kebijaksanaan para Sahabat Nabi, dan menjaga Islam tetap relevan di zaman ini. Buku ini menghadirkan analisis tajam dan komprehensif mengenai salah satu isu krusial dalam Islam, yaitu konsep bid'ah hasanah. Penulis dengan cermat mengurai perdebatan antara dua pandangan besar: mudhayyiqün (mereka yang mempersempit ruang lingkup inovasi agama) dan muwassi'un (mereka yang memperluas pemahaman bid'ah berdasarkan maslahat).
Maaf, belum ada data tentang penulis Prof. Dr. Sofyan AP. Kau, M.Ag.
Produk Pilihan

Mozaik Tafsir Indonesia

Membongkar Kedok Jihad Wahabi

Jalan Hamba Menuju Pintu Taqwa

Anti Panik Ketemu Jenazah

C. Snouck Hurgronje dan Wajah Islamnya

Tabaruk Sahabat

Rokok Haram, Kata Siapa?
